BLOK TELEVISI BERWARNA
1 Fungsi Masing-masing Diagram Blok TV Berwarna
1.1 Penala
Seperti pada gambar 2.5, penala
terdiri dari penguat frekuwensi tinggi (penguat HF), pencampur dan osilator
lokal. Dengan memakai pencampur dan osilator lokal itu gelombang TV dirubah
menjadi sinyal frekuensi IF. Untuk dapat diterima banyak kanal TV oleh penerima
TV, agar efektif dan ekonomis maka sebanyak mungkin rangkaian pada penala agar
dapat menerima kanal-kanal TV. Maka dari itu dengan mempergunakan konverter
(pengubah) frekuensi pada penala (tuner), gelombang-gelombang TV dirubah
menjadi satu frekuensi yang disebut sinyal IF. Penguat HF (frekuensi tinggi)
pada penala memperkuat gelombang TV maka perbandingan S/N (signal/noise) dapat
diperbaiki.
1.2 Tingkat Penguat IF Gambar
Sinyal IF gambar yang diambil dari
pencampur (mixer) pada penala
kemudian diperkuat sehingga gain serta respon frekuensinya cukup besar untuk
penerima TV itu.
Tingkat penguat IF gambar terdiri dati tiga hingga empat penguat
transistor dan mempunyai penguatan (gain)
sekitar 1000. Tegangan AGC (Automatic
Gain Control/pengatur penguatan otomatis) diberikan pada penguat IF itu,
sama halnya seperti yang diberikan pada penguat HF di rangkaian penala,
sedemikian sehingga output tegangan pada penguat IF itu selalu konstan walaupun
tegangan inpunya berubah-ubah. Karakteristik respon frekuensi total dari
penguat IF diperlihatkan pada gambar 2.7, gelombang-gelombang lain yang tidak
dibutuhkan dibuang dan gelombang pembawa suara yang mungkin mengganggu gambar
karena adanya interferensi pelayangan, besarnya diredam secukupnya. Karena
pembawa suara itu dibuang setelah melalui tingkat detektor video maka pembawa
suara itu diambil terlebih dulu sebelum detektor video tersebut dan diberikan
ke rangkaian detektor suara 5,5 MHz. Juga sinyal input untuk rangkaian AFT (Automatic Fine Tuning/penalaan halus
otomatis) diambil dari rangkaian IF.
1.3 Detektor
Video
Sinyal video
komposit dari output penguat IF gambar dideteksi oleh detektor
video. Biasanya digunakan sebuah dioda detektor untuk mendeteksi video itu karena
iya mempunyai sifat linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil.
Sinyal video komposit terdiri dari
sinyal luminan, sinyal krominan dan sinyal sinkronisasi. Untuk menghasilkan
gambar yang bagus tidak diperlukan sinyal suara; bahkan sinyal suara itu agak
mengganggu karena adanya interferensi pelayangan. Beberapa penjebak frekuensi (frequency trap) disetel pada frekuensi
sinyal suara yang dipasang pada penguat IF dan detektor video agar komponen
suara diredam (penjebak frekuensi berfungsi membuang frekuensi yang tidak
dikehendaki).
3.4 Penguat video
Penguat video
berfungsi menguatkan sinyal luminan yang berasal dari detektor video agar
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menggerakkan tabung gambar. Dari rangkaian
ini sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi dikeluarkan dan masing-masing
diberikan kepada rangkaian pemroses berikutnya.
Agar dapat
dihasilkan gambar berwarna yang baik pada tabung gambar , sinyal luminan dari
detektor video diperkuat oleh penguat video kira-kira seratus kali dan ditunda
1 µs oleh rangkaian tunda. Juga ada rangkaian pengatur kontras
dan rangkaian ABL (Automatic Brighness
Level) untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi terhadap muatan lebih
yang disebabkan oleh kuat cahaya yang berlebihan pada tabung gambar.
3.5 Rangkaian AGC
Bila kekuatan
gelombang TV berubah-ubah dan agar sinyal yang dimasukkan ke detektor video itu
konstan maka pada penguat HF dan penguat IF harus dapat diatur secara otomatis
dengan rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang yang diterima lemah maka
penguatan penguat HF dibuat maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF yang
diatur oleh rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang TV yang diterima lebih besar
dari pada harga tertentu, penguatan HF juga diatur oleh rangkaian AGC itu. Pada umumnya
digunakan rangkaian AGC tipe tertunda.
Ada tiga cara untuk membuat tegangan
pengontrol AGC. Pertama adalah tipe AGC harga rata-rata, yang bekerja dengan
harga rata-rata dari output detekror video. Kedua adalah tipe AGC harga puncak
yang bekerja dengan harga puncak dari pulsa sinkronisasi. Dan ketiga adalah
“AGC terkunci (keyed)” yang berkerja
dengan harga puncak terkunci selama perioda pulsa pengulasan horizontal.
3.6 Rangkaian Defleksi
Sinkronisasi
Rangkaian
defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian yaitu rangkaian
sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horisontal dan
rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
1.
Rangkaian Sinkronisasi
Dengan rangkaian
sinkronisasi, sinyal sinkronisasi dapat dipisahkan
dari sinyal video komposit dan kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi
horisontal dipisahkan dari sinyal sinkronisasi vertikal dengan menggunakan rangkaian pemisah
frekuensi. Tiap sinyal sinkronisasi masing-masing diberikan pada
rangkaian defleksi horizontal dan vertikal. Rangkaian penghilang noise dipasang
untuk mencegah gangguan sinkronisasi oleh noise yang berupa pulsa-pulsa.
2.
Rangkaian Defleksi Vertikal
Terdiri dari
rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian
output. Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan
sinyal sinkronisasi vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini kemudian diperkuat sehingga mendapatkan
daya yang cukup agar kumparan defleksi vertikal mampu menyimpangkan
berkas elektron pada tabung ke arah
vertikal.
3.
Rangkaian Defleksi Horisontal
Pada defleksi
horizontal dibuat arus listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi 15625
Hz dialirkan ke kumparan defleksi
horisontal agar dapat menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
Sinkronisasi horizontal lebih mudah
terganggu oleh adanya noise yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi
vertikal. Maka disediakan rangkaian AFC (Automatic
Frequency Control) untuk membandingkan frekuensi dari sinyal sinkronisasi
dengan frekuensi gelombang bentuk gigi gergaji yang dibangkitkan oleh rangkaian
defleksi horizontal dan memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi
horizontal itu memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada
daya untuk defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang direncanakan
spesial dengan penguat output yang terdiri dari transistor, dioda dan
lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.
4.
Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi
Pada bagian ini
pembangkit
tegangan tinggi membangkitkan tegangan tinggi untuk mensuplay tegangan
tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback
horisontal dari defleksi horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan
menggunakan transformator flyback. Pulsa yang diperbesar itu kemudian
disearahkan dengan menggunakan penyearah pendobel dan dihasilkan output tegangan
tinggi searah (DC).
3.7 Rangkaian Pembangkit Kembali
Sinyal Warna
Rangkaian
pembangkit kembali sinyal warna biasanya terdiri dari rangkaian pemroses sinyal
sub pembawa warna, rangkaian sinkronisasi warna, rangkaian demodulasi warna dan
rangkaian output sinyal warna.
Rangkaian
pemroses sub pembawa warna
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan
dari sinyal TV berwarna komposit yang diambil dari penguat no.1 dengan memakai
rangkaian pembangkit kembali sinyal warna ini; komponen (B-Y) dari sinyal sub
pembawa warna disebut sinyal U dan komponen (R-Y) dari sinyal sub pembawa warna
yang disebut sinyal V didapatkan sebagai sinyal output rangkaian itu.
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan
dari sinyal TV komposit dengan transformator band-pass (band frekuensi 4,43 ±
0,5 MHz) dan diperkuat dengan penguat band-pass. Sinyal sub pembawa warna yang
mengandung sinyal U dan sinyal V; polaritas sinyal V berubah setiapa garis
pengulasan horizontal.
2.
Rangkaian
sinkronisasi warna
Di dalam rangkaian sinkronisasi
warna, sinyal burs sinkronisasi warna dikeluarkan dari sinyal video komposit TV
berwarna yang datang dari penguat band-pass, dan dengan menggunakan sinyal burs
sebagai standar (patokan) dapat dihasilakan sub pembawa warna 4,43 MHz yang
diperlukan untuk “rangkaian switch pengubah polaritas” dan juga untuk
“modulator sinyal warna”. Sinyal burs sinkronisasi warna itu kemudian diberikan
pada osilator 4,43 MHz dan detektor fasa ID (identifikasi).
3.
Demodulator
sinyal warna
Dengan menggunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal
perbedaan warna didemodulasikan dari
sinyal U dan V. Pada sistem demodulasi ini
ketiga sinyal perbedaan warna didemodulasi langsung dari sinyal-sinyal
sub pembawa warna. Artinya dari dua sinyal; perbedaan warna (B-Y) dan (R-Y)
mula-mula dihasilkan dengan mendemodulasi masing-masing sinyal dari sinyal sub
pembawa warna U dan V, kemudian sinyal (G-Y) dihasilkan dengan mengkombinasikan
kedua sinyal perbedaan warna (sinyal B-Y
dan R-Y). Untuk lebih jelasnya
digambarkan sebagai berikut:
1.
Rangkaian
output sinyal warna
Di dalam rangkaian output sinyal
warna, tiga buah sinyal perbedaan warna yang berasal dari demodulator dan
sinyal luminan yang berasal dari penguat video dicampur sehingga ketiga sinyal
warna primer merah, hijau dan biru dapa dihasilkan. Ke tiga sinyal tersebut
diperkuat sehingga mendapatkan amplituda tegangan yang cukup untuk menggerakkan
tabung gambar berwarna (sekitar 90 Vp-p). Sistem penggerak ini disebut metoda
penggerak warna primer”, karena tabung gambar berwarna digerakkan oleh tiga
warna primer, seperti terlihat pada gambar 2.9 (a). Pada metoda penggerak
sinyal perbedaan warna seperti terlihat pada gambar 2.9 (b), tabung gambar
berwarna digerakkan oleh tiga buah perbedaan sinyal warna dan tiga buah sinyal
luminan melalui elektroda-elektroda yang berlainan dan mereka dikombinasikan
menjadi R, G dan B dalam tabung gambar berwarna.
3.8 Rangkaian Suara
Dalam rangkaian suara, ertama-tama
dideteksi sinyal pembawa IF suara yang mempunyai frekuensi pembawa 5,5 MHz,
sama dengan selisih antara frekuensi gelombang gambar TV berwarna dengan
gelombang suara (pembawanya), kemudian diperkuat oelh rangkain suara. Kemudian
sinyal suara dideteksi oleh detektor modulator FM (frekuensi Modulasi).
1.
Detektor 5,5
MHz
Dalam TV
berwarna bila pembawa suara 5,5 MHz dicampur dengan sinyal video maka timbul
interferensi pelayangan (beat)
sebesar 1070 kHz pada gambar yang diterima. Untuk mencegahnya, pembawa suara
dihilangkan sebelum detektor video. Pembawa suara diambil dari tingkat di muka
detektor video. Dalam hal ini digunakan detektor 5,5 MHz.
2.
Penguat IF
suara
Sinyal IF gambar yang mengandung
pembawa suara dideteksi oleh detektor 5,5 MHz menjadi sinyal IF suara dan kemudian
oelh penguat IF suara diperkuat dan dibatasi amplitudanya.
3.
Detektor FM
Karena sinyal suara ditransmisikan
dengan pembawa modulasi frekuensi (FM), maka mula-mula harus dirubah dahulu
menjadi pembawa yang dimodulasi amplituda kemudian sinyal suaranya dapat
dideteksi dengan detektor amplituda. Cara lain yang lebih lazim yaitu dengan
rangkaian detektor FM yang disebut rangkaian detektor rasio, dengan rangkaian
detektor yang telah diperbaiki slopenya (kemiringannya). Pada waktu ini karena
adanya kemajuan IC digunakan rangkaian detektor diferensial puncak.
4.
Rangkaian
deempasis
Pada umumnya,
dalam transmisi modulasi frekuensi daerah respon frekuensi tinggi sinyal
pemodulasi rasio S/N nya rusak (berharga rendah). Untuk mengatasi keadaan tersebut
maka pada pemancar digunakan daerah frekuensi tinggi sinyal-suara-pemodulasi
dengan modulasi yang lebih kuat. Sebaliknya pada penerima untuk mengoreksi
karakteristik modulasi itu harus digunakan rangkaian deempasis.
3.3.9
Rangkaian Penstabil Penerimaan Gelombang TV dan Rangkaian Penyetel
Pembantu
Ada rangkaian pembantu yaitu AGC dan
AFT. Sebagai rangkaian-rangkaian penyetel pembantu yaitu antara lain: rangkaian
penyetel konvergensi, rangkaian penyetel keseimbnagan putih, rangkaian
pengontrol fokus dan rangkaian pengoreksi pinkusen (mengkeret).
1.
AFT (Automatic Fine Tuning)
Dengan AFT, frekuensi pembawa gambar
dari penguat IF gambar diatur otomatis untuk mendapatkan harga 38,9 MHz seperti
ditunjukkan pada gambar 2.10. Tegangan pengatur AFT diambil dari detektor FM
yang mendeteksi penyimpangan dari harga 38,9 MHz. Tegangan pengontrol AFT ini
difeed-backkan ke osilator lokal pada penala yaitu diberikan pada dioda
kapasitansi variabel yang dipergunakan untuk mengatur frekuensi lokal.
1.
Rangkaian
Penyetel Konvergensi
Dengan menggunakan rangkaian
penyetel konvergensi tiga berkas elektron dikontrol oleh sinyal-sinyal warna
primer agar masing-masing dapat mengenai titik-titik fosfor yang benar (R.G.B)
setelah melauli pelat shadow-mask. Ada dua macam penyetel konvergensi yaitu
penyetel konvergensi statis untuk daerah tengah tabung gambar dan penyetel
konvergensi dinamis untuk daerah pinggir tabung gambar. Konvergensi statis
penyetelan dilakukan dilakukan dengan magnit permanen yang disebut magnet
penyetel konvergensi statis. Pada konvergensi dinamis penyetelan dilakukan
dengan rangkaian penyetel konvergensi dinamis yang dijalankan oleh arus listrik
yang berbentuk parabola dan gigi gergaji yang dihasilkan dari rangkaian
defleksi vertikal dan horizontal.
2.
Rangkaian
Penyetel Keseimbangan Putih
Pada penerima TV berwarna terdapat
tiga berkas elektron yang mewakili tiga warna primer, merah, hijau dan biru
yang diemisikan oleh tiga buah penembak-elektron dan mengenai titik-titik
fosfor pada tabung gambar berwarna. Kuantitas ketiga berkas elektron itu harus
diatur secara benar. Dengan mempergunakan rangkaian penyetel keseimbangan
putih, gambar diatur sehingga mendapat gambar hitam putih yang benar bila
penerima TV menangkap siaran pemancar hitam putih. Keseimbangan putih pada
tabung gambar berwarna disetel oleh rangkaian penyetel keseimbangan putih.
Yaitu penyetelan pada sinyal penggerak dan juga pada tegangan layar.
3.
Rangkaian
Penyetel Tegangan Fokus
Dengan memberikan tegangan pemfokus
pada elektroda-pemfokusan pada tabung gambar berwarna maka terjadi lensa
elektrostatis pada elektroda-pemfokusan dan elektroda anoda sehingga berkas
elektron yang diemisikan dari penembak elektron difokuskan sehingga membentuk
gambar yang baik dan tajam pada tabung gambar berwarna.
Ada dua macam penembak elektron yang
menggunakan tegangan pemfokusan, yaitu tipe unipotensial dan bipotensial. Tipe
unipotensial biasanya digunakan pada penerima TV berwarna ukuran kecil.
4.
Rangkaaian
Pengkoreksi Pinkusen (bentuk seperti bantal jarum)
Karena layar fosfor tabung gambar
berwarna hampir datar dan hampir tidak berbentuk permukaan bola sedang titik
tengah bola berimpit dengan pusat defleksi berkas elektron. Jarak dari pusat
defleksi (di mana berkas didefleksikan) ke layar fosfor pada bagian pinggir
layar lebih jauh daripada pada bagian tengah layar fosfor itu, oleh karena itu
berkas elektron pada sudut layar seharusnya lebih banyak didefleksikannya maka
dihasilkan distorsi pinkusen pada raster.
Dengan mengatur besarnya arus
defleksi pada defleksi berkas elektron, distorsi raster pinkusen dapat
dikoreksi. Rangkaiannya disebut rangkaian pengkoreksi distorsi raster pinkusen,
yang terdiri dari rangkaian pengkoreksi distorsi pinkusen horizontal.
3.10 Catu Daya
Catu daya DC pada penerima TV berwarna dihasilakn dari
penyearahan tegangan AC jala-jala dan juga dari penyearahan pulsa flayback
defleksi horizontal. Gambar 2.11 menunjukkan diagram blok sistem catu daya
tersebut.
oke gan, makasih banyak sudah share solder uap
BalasHapus